Rabu, 30 Mei 2012

Analisa Film Sang Pencerah

            Sang Pencerah mengungkap sisi manusiawi seorang Ahmad Dahlan yang memang memiliki kehidupan multi warna dan kontroversial. Dari seorang kiai, pendidik hingga bermain musik. Pada masanya, dia bahkan dianggap kafir. Tetapi beberapa orang yang berfkiran terbuka dan banyak anak-anak muda yang kritis menyukai caranya.

              Sebagaimana yang disinggung sebelumnya, sepulang dari Mekah, Darwis muda (Ihsan Taroreh) mengubah namanya menjadi Ahmad Dahlan. Seorang pemuda usia 21 tahun yang gelisah atas pelaksanaan syariat Islam yang melenceng ke arah Bid’ah atau sesat.
               Melalui langgar atau surau nya Ahmad Dahlan (Lukman Sardi) mengawali pergerakan dengan mengubah arah kiblat yang salah di Masjid Besar Kauman yang mengakibatkan kemarahan seorang kyai penjaga tradisi, Kyai Penghulu Kamaludiningrat (Slamet Rahardjo) sehingga surau Ahmad Dahlan dirobohkan karena dianggap mengajarkan aliran sesat. Ahmad Dahlan juga di tuduh sebagai kyai Kafir hanya karena membuka sekolah yang menempatkan muridnya duduk di kursi seperth sekolah modern Belanda.
               Ahmad Dahlan juga dituduh sebagai kyai Kejawen hanya karena dekat dengan lingkungan cendekiawan Jawa di Budi Utomo. Tapi tuduhan tersebut tidak membuat pemuda Kauman itu surut. Dengan ditemani isteri tercinta, Siti Walidah (Zaskia Adya Mecca) dan lima murid murid setianya : Sudja (Giring Nidji), Sangidu (Ricky Perdana), Fahrudin (Mario Irwinsyah), Hisyam (Dennis Adishwara) dan Dirjo (Abdurrahman Arif), Ahmad Dahlan membentuk organisasi Muhammadiyah dengan tujuan mendidik umat Islam agar berpikiran maju sesuai dengan perkembangan zaman.
                    Dengan diadakannya film ini, tidak hanya untuk umat Muhammadiyah saja tetapi umat muslim di seluruh Indonesia pun diharapkan agar sadar dan melihat siapa musuh terbesar saat. Bukan orang-orang kafir atau mereka yang lain agama dengan kita. Sedangkan kita, sebagai umat muslim yang masih bodoh dan buta akan arti Islam sesungguhnya.
                     Al-muslimu mahjũbun bil muslimin. Sebuah kutipan yang disampaikan Ahmad Dahlan kepada muridnya ketika membahas terpuruknya kondisi umat muslim saat itu. Bahwa yang membuat Islam hancur adalah umat muslim itu sendiri. Maksudnya adalah sikap dan perilaku umat muslim yang tidak sesuai ajaran agama Islam dan Al-Qur’an serta apa yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW.
Maka dari itu, kita sebagai umat muslim yang utuh, yang masih mempunyai akal yang sehat serta pemikiran yang cemerlang. Sebaiknya tahu bagaimana kondisi umat muslin di jaman penjajahan dahulu. Serta bagaimana Muhammadiyah berupaya keras melawan kondisi masyarakatnya yang kontra. Dari buku dan film inilah semuanya akan didapatkan. Mari sama-sama kita menjadikan bangsa ini yang mempunyai akal yang cerdas dan akhlak yang baik serta pemikiran yang berkembang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar